Senin, 20 November 2017

Software Audit Teknologi Sistem Informasi : EZR-Stats

Software lain yang kemungkinan digunakan oleh Kantor Akuntan Publik dalam melakukan audit berbantuan komputer adalah dengan menggunakan Microsoft Excel. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa Microsoft Excel adalah program aplikasi spreadsheet yang paling populer saat ini.
Dengan kemampuannya membaca file database seperti DBF dan MDB, serta ditambah dengan dukungan fungsi-fungsi/formula-formula yang ada, maka dapat dikatakan bahwa Microsoft Excel juga dapat dijadikan sebagai software GAS.
Dengan memilih menggunakan Microsoft Excel sebagai GAS, maka berarti Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan telah melakukan efisiensi biaya. Hal ini karena Microsoft Excel adalah program aplikasi yang cukup populer, yang dapat dipastikan ada pada setiap PC, terlepas dari apakah software tersebut asli atau bajakan.
Cara kerja audit berbantuan komputer dengan Microsoft Excel sebenarnya hampir sama dengan software GAS yang lain, yaitu setelah file data diimpor atau disalin, maka selanjutnya dapat dilakukan pengolahan/manipulasi data sesuai keperluan audit yang dilakukan, tentunya dengan menginputkan formula-formula yang diperlukan.

Sekalipun demikian, tetap harus diakui bahwa penggunaan Microsoft Excel untuk audit tetap memiliki kekurangan dibandingkan dengan paket software yang memang dikhususkan untuk audit. Hal ini karena file yang telah diimpor atau disalin bukanlah jenis file read only sehingga sangat rentan kesalahan yang diakibatkan kesalahan pengetikan dan pengeditan yang dilakukan. Keterbatasan lainnya adalah keterbatasannya dalam mengenali dan membaca file sumber data, jika dibandingkan dengan program seperti ACL dan IDEA yang mempunyai kemampuan membaca file dalam banyak tife/ekstensi.


Senin, 09 Oktober 2017

Studi Kasus Audit Perusahaan

Resiko bisnis yang di hadapi perusahaan kini tidak lagi dapat diselesaikan secara manual. Penggunaan teknologi informasi yang memiliki integrasi sistem tersendiri menyebabkan resiko bisnis berbasis teknologi informasi perlu diarahkan dan di kendalikan agar manfaat pengelolaan data dapat terus dipercaya dan nilai perusahaan akan semakin baik. Hal ini tentunya juga harus didukung oleh sistem pelaporan keuagan yang memberikan arahan bagi manajemen tentang kemana sistem informasi sebaiknya akan dikendalikan.
Sistem informasi merupakan sistem yang mengolah data menjadi informasi untuk mendukung operasi dan pengambilan keputusan suatu organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Donny Firdaus dalam majalah Ilmiah Unikom, memberikan kesimpulan bahwa audit sistem informasi akuntansi berbasis komputer berkaitan erat dengan penyajian laporan keuangan yang merupakan dasar informasi utama perusahaan, maka terdapat organisasi sistem informasi untuk pengelolaannya, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem informasi akuntansi sangat menentukan prosedur audit sistem informasi secara keseluruhan.

Solusi Audit Sistem Informasi Perusahaan
Audit sistem informasi dapat didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan evaluasi fakta untuk menentukan apakah suatu sistem informasi telah melindungi aset, menjaga integritas data, dan memungkinkan tujuan organisasi tercapai secara efektif dengan menggunakan sumber daya secara efisien.
Dari fungsi mendukung audit keuangan, audit sistem informasi kemudian semakin mendalam dengan memgkhususkan pada penerapan dan evaluasi kontrol pada sistem informasi yang ada. Jika dilihat dari bidang audit itu sendiri, saat ini permintaan audit sistem informasi terbesar datang dari industri besar, terutama perusahaan yang telah go public. Transparansi dan kebearan pernyataan pada laporan keuangan menjadi prioritas utama dimana diperlukan suatu pihak independen yang dapat melakukan review dan evaluasiv terhadap pernyataan yang ada. Dari fungsi pendukung audit keuangan menjadi suatu keharusan dimana saat ini hampir semua transaksi  keuangan sudah terkomputerisasi. Sehingga para manager dan pembuat keputusan dalam bidang keuangan benar-benar bergantung penuh pada sistem informasi sebagai basis dari sistem keuangan yang ada. Audit sistem informasi dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan, yaitu ingin mengetahui apakah sistem informasi telah :
1.      Mampu melindungi aset sistem informasi.
2.      Mampu menjamin integritas data.
3.      Mampu pengoperasiannya dalam rangka mencapau tujuan organisasi yang telah efektif.
4.      Mampu mencapai tujuan organisasi dan perlu dilakukan penilaian terhadap kondisi sistem informasi suatu organisasi.

Model Pendekatan Resiko
Model pendekatan resiko pada perusahaan kecil dan menengah didasari pada titik resiko ke rawanan pada aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan yang menurut Hahn seperti ditulis oleh Anjar Priandoyo dalam prosiding konferensi dan komunikasi untuk indonesia (2006) memiliki titik kerawanan sebagai berikut :
1.      Sistem transaksi tunggal, karena seluruh data dan transaksi perusahaan ada pada suatu aplikasi maka apabila terjadi suatu kesalahan dampaknya dirasakan pada bagian yang lain.
2.      Arsitektur yang kompleks, struktur aplikasi dan datanya sulit dipahami dan di operasikan secara efektif.
3.      Transisi dari user dengan berbasiskan pada roles/profile. Hal ini terkait dengan pemisahan tugas.
Akibatnya diperlukan banyak profil yang berbeda beda untuk masing-masing petugas. Transisi antar profil inilah menjadi kontrol untuk pegugasan lemah. Dalam rangka menyikapi titik kerawanan ini beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam merancang model audit antara lain :
1.      Audit harus aktif diperankan pada saat implementasi.
2.      Perubahan proses bisnis membutuhkan perubahan dalam kontrol.
3.      Pengendalian audit dan keamanan itu sendiri yang dibangun sejak awal harus mengimplementasikan perencanaan sumber daya perusahaan.

Pengembangan Audit Sistem Informasi Berbasis Kendali
Model audit sistem informasi berbasis kendali dikembangkan berdasarkan konsep fungsional dan kendali sistem informasi dengan menggunakan sistem penilaian kualitatif berbasis standar manajemen mutu Internasional Standar Organization (ISO). Informasi merupakan salah satu sumber daya strategis suatu organisasi, oleh karena itu untuk mendukung tercapainya visi dan misi suatu organisasi, pengelolaan informasi menjadi salah satu kunci sukses. Menurut Gede Karya (2004) didasarkan pada suatu model fungsional sistem informasi dimana sistem informasi dibagi atas dua fungsi, yaitu : fungsi manajemen dan fungsi aplikasi, dimana fungsi manajemen membungkus fungsi-fungsi aplikasi. Fungsi manajemen mencangkup manajemen puncak, manajemen pengembagan, manajemen operasi dan penmeliharaan, manajemen kualitas, manajemen keamanaan dan manajemen data. Sedangkan fungsi aplikasi mencangkup sub fungsi, yakni batas antara pemakai dan sistem aplikasi, input, pemrosesan, basis data, komunikasi data dan output, prosedur dan dokumentasi.
Tahapan audit sistem informasi ini juga dilaksanakan dalam suatu siklus pada setiap pelaksanaan audit yang dapat disebut sebagai berikut :
1.      Perencanaan yang dilakukan dengan melakukan  :
a.  Survei pendahuluan untuk pengenalan organisasi, menentukan tujuan dan cakupan auditing.
b.      Identifkasi struktur kendali yang perlu diperhatikan untuk keperluan penilaian.
c.       Perkiraan resiko dari setiap kendali.
2.      Pengumpulan dan penilaian fakat yangbdilaukan dengan cara :
a.       Penilaian kehandalan kendali
b.      Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan metode wawancara, inspeksi, dll dengan sesuai fakta yang akan dinilai.
3.      Evaluasi hasil dan tindak lanjut dengan melakukan :
a. Evaluasi pengendalian hasil dilakukan untuk memperoleh indeks kehandalan pengendalian terhadap tujuan audit.
b.      Pelaporan hasil audit berisi tujuan dan cakupan audit.
Audit sistem informasi sangat mutlak diperlukan terutama bagi perusahaan yang tergolong besar dan telah memiliki implementasi sistem informasi yang memadai. Dua hal yag sangat berkaitan erat yakni antara resiko bisnis yang dihadapi dan pengendalian diharapkan dapat menjadi penggerak ide untuk melakukan prosedur pengawasan yang lebih terinci khususnya menghadapi perkembangan organisasi sistem dan teknologi informasi yang pemakainya berkembang pesat. Dengan audit sistem informasi diharapkan perusahaan apapun dapat memiliki nilai tambah dalam pengelolaan teknologi informasi dan meningkatkan pengendalian intern pada sistem informasi yang telah ada sehingga investasi pada sistem informasi memberikan manfaat ekonomis.